Sepiring Nasi

Apa yang terlintas dalam benak kita pada saat terhidang sepiring nasi, lengkap dengan lauk pauknya, dan tepat pada saat itu kita sedang lapar-laparnya? Mungkin kita bahkan lupa untuk mengucapkan terimakasih kepada orang yang menghidangkan makanan tersebut. Karena kita terlalu sibuk untuk menuntaskan rasa lapar kita.

Pernahkah kita memikirkan, berapa banyak tangan yang punya andil di dalamnya. Terlintaskah dalam benak kita, siapa yang menanam padi, di sawah mana ia tumbuh, butuh berapa lama sejak ia disemai hingga sampai di piring kita. Sadarkah kita, mereka yang punya andil di dalamnya adalah tentara-tentara Allah, yang atas kasih sayang-Nya, dikirim untuk menyampaikan sebagian dari rezeki kita, rezeki berupa makanan untuk kelangsungan hidup kita. 

Tidak ada yang sederhana dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk sepiring nasi saja, sanggupkah kita menumbuhkan padi? Sanggupkah mengurusnya mulai penyemaian hingga ia menjadi beras? Lalu, setelah jadi beras, apakah bisa jadi nasi begitu saja? Ternyata masih membutuhkan proses penanakan sebelum ia jadi sepiring nasi yang hangat, wangi, pulen serta mengenyangkan. Apakah sesederhana itu?
Masya Allah.... Jika bukan karena kasih sayang Allah, demi Allah, kita tidak akan bisa menikmati itu semua.

Namun, sebagai balasannya, kadang kita bahkan lupa berterimakasih, lupa bersyukur, lupa akan kebaikan yang Allah kirim lewat bala tentara-Nya.
Alhamdulillahirabbil 'alamiin....

101521
Ummu Afh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Butterfly

Back to Nature